top of page

Apakah yang terlihat di depan selalu sama?

Alhamdulillah, halo teman-teman akhirnya kita bertemu lagi di sini. Setelah melaksanakan ujian tengah semester dan melakukan beberapa hal, beberapa hari lalu aku baru saja melakukan suatu kegiatan di Universitas Indonesia, Depok. Aku menyelesaikan tulisan ini tepat di 31 November pada malam hari, jadi aku putuskan untuk publish tulisan ini di awal November ini.


Pekan lalu sebelum aku berangkat ke Depok, aku berkesempatan mengikuti kuliah umum di kampusku bersama ibu Sri Mulyani Indrawati, ibu Menteri Keuangan Republik Indonesia. Aku belajar banyak hal baru apalagi mengenai kebijakan dan strategi untuk menyukseskan sebuah kebijakan yang telah dibuat.


Mungkin aku akan ambil 3 poin motivasi untuk anak muda dari ibu Sri Mulyani:


- Don't limit what you want to achieve!

- Cita-cita itu membawa konsekuensi

- Setiap generasi itu berbeda, mereka mempunyai tantangannya masing-masing. Namun kitalah yang menentukan mau menjadi generasi yang seperti apa?

 

Hari ini aku ingin membahas tentang perjuangan, karena tiba-tiba kemarin aku berpikir mengenai perjuangan kedua orangtuaku, mengenai perjuangan sosok-sosok yang mungkin kita lihat hidupnya selalu terlihat menyenangkan dan tanpa hambatan.


Tetapi the question is, "Apakah yang kita lihat di depan sama dengan apa yang terjadi dibaliknya?".

(My Semarang - Jakarta - Depok BTS)


Aku percaya tentang we gain and we lose, kita gak bisa berharap semua sesuai dengan apa yang kita mau. Kalau kita mau berusaha lebih unggul dan lebih baik, so kita perlu effort lebih. Gak hanya tentang effort, tapi juga ada hal-hal yang harus kita tunda, contohnya menunda kesenangan.


I learned a lot, karena apa yang orang lain capai ternyata selalu ada pengorbanan besar yang telah dilakukannya, tapi faktanya orang hanya akan melihat sisi kita berhasil, bukan sisi pahit dan perjuangan yang dialaminya.


Maka dari itu, kalau ada saatnya kita merasa hidup kita tidak seberuntung orang lain. Ingat bahwa selalu ada sesuatu di baliknya. Coba berjalan lah ke beberapa tempat dan lihatlah sekitar, seringkali kita fokus untuk melihat ke atas terus dan lupa bahwa ada hal-hal yang berada di bawah yang menyadarkan kita makna "a simple happiness" dan makna "bersyukur yang lebih mendalam".

 

Kalau kamu berpikir aku terlihat tidak pernah lelah, aku juga sama seperti anak muda lainnya. Pasti ada saatnya lelah, pasti ada saatnya butuh istirahat, dan itu adalah "needs" kebutuhan, jadi gak papa untuk ambil jeda ketika merasa butuh.


Beberapa waktu ini saat aku merasa lelah, lalu aku melihat video-video keadaan di Palestina seringkali sampai membuatku tak tahan untuk menangis. Kalau kita melihat apa yang mereka hadapi tidak sebanding dengan apa yang kita hadapi di sini. Itu juga membuatku seringkali berpikir, "Ternyata aku belum seberapa, ternyata permasalahan mereka jauh lebih sulit".


Konteks ini juga mengingatkanku tentang sudut pandang diri kita pada permasalahan atau kehidupan yang sedang kita jalani. Kalau kita lihat, ternyata sebenarnya sebuah permasalahan sudah pasti sanggup dipikul oleh yang menghadapinya.


Kenapa bisa begitu? Logikanya, permasalahan dia mengenai pengelolaan tim Vs permasalahan mengenai bagaimana suatu perusahaan bisa sustain untuk waktu yang lama. 2 hal ini secara level juga agak berbeda, maka dari itu permasalahan juga terjadi sesuai dengan level dan kapasitas diri kita.


Semakin tinggi levelnya, tidak akan mudah jatuh dan merasa kesulitan dengan permasalahan-permasalahan kecil yang mereka temui. Karena balik ke yang tadi, bahwa case mereka sudah berbeda. Kalau mereka sudah mampu, mereka naik level selanjutnya.


That's why, kalau kita sadari menentukan tujuan, tau tujuan akan kemana akan membantu kita, apalagi ketika kita merasa hilang arah.


Pada intinya dan pada faktanya kita semua selalu punya suatu hal yang kita hadapi masing-masing. Seringkali it's all about perspective and mindset, jadi usahakan untuk input hal-hal positif dalam diri kita, karena kita tidak bisa memaksakan segala sesuatu sesuai dengan kemauan kita. Bahkan seringkali kemauan kita ternyata bukanlah yang kita butuhkan.


So, itu dulu dari aku. Let's say bismillah untuk November ini, 2 bulan lagi menuju 2024. Kalau merasa 2023 ini belum ada apa-apa, let's create the moment you want to feel now!

28 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Subscribe

Thanks for submitting!

bottom of page