top of page

Berbeda Perspektif Tapi Kita Belajar Dari Keduanya

Diperbarui: 2 Okt 2023

Beberapa waktu ini aku semakin yakin kalau pengalaman itu benar-benar berharga.


Kalau lihat foto di atas sekilas jadi berpikir,


Kadang kita terlihat keadaan kita seperti gelap (rejection, failure, imperfection), tapi ternyata belum tentu begitu jika kita bisa melihat dari perspektif yang lain. Bisa jadi yang terlihat gelap bagi kita di masa sekarang, namun bisa jadi adalah hal yang terang di masa nanti.


Seperti lagu Gajah "Yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik, yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik".


Suatu waktu aku bercerita kepada teman di perkuliahanku bagaimana akhirnya studiku berlabuh di sana, aku tak menceritakan spesifiknya bagaimana, tapi hal pahit yang pernah aku rasakan juga aku bagikan, padahal aku masih terbayang-bayang hal pahit itu pernah terjadi dalam hidupku. Namun, ternyata temanku malah merasa terinspirasi dan mengatakan hal-hal positif padaku.


Jadi dari situ aku berpikir, bahwa pengalaman yang kita pernah hadapi dan rasakan itulah yang menjadi bumbu cerita yang membuat cerita itu terdengar menarik bahkan bisa menjadi inspirasi orang lain.


Coba kita pindah perspektif, coba bayangkan kita sedang mendengarkan salah satu tokoh yang bercerita dia pernah ditolak di berbagai perusahaan A, B, dan C, ada yang tak mempercayainya, dan menganggapnya sebelah mata. Kalau kita dengar ceritanya pasti kebanyakan dari kita merasa, "Wah keren ya dia bisa melewati itu" dan yakin kalau dia memang pasti bisa dan kedengarannya semua terasa mudah.


Tapi coba kalau kita balik perspektifnya menjadi tokoh utama yang merasakan pengalaman itu. Bayangkan kita diragukan oleh orang lain, mendapatkan berbagai penolakan, dan bagaimana kita bisa berjuang buat bangkit lagi?


Nah, dapat kan 2 sudut pandangnya?

Ternyata memang gak mudah juga ya, seperti itu lah gambarannya.


Anggaplah ternyata beberapa tahun kemudia kita menjadi sosok yang sudah berhasil dalam bidang kita. Mungkin orang lain juga gak nyangka, "Loh dulu dia itu a.. b.. c.. d.. tapi sekarang sudah sukses dan berhasil. Kok bisa?" Itu mungkin juga sama dengan sosok tokoh yang di atas, ketika orang lain melihatnya seperti "Me Vs Me (in the past)".


Singkatnya,

"Seringkali dalam menjalankan proses itu kita akan seperti berjuang sendiri. Jadi ketika sudah selesai pada perjuangan pertama terlihat seperti tiba-tiba sukses, padahal mungkin sudah banyak perjuangan, penolakan, jatuh bangkit yang dialami berkali-kali dan sampai pada titik yang sekarang"
 

Yang membuat kita bisa nangis sesegukan, membuat merasa senang terharu itu bukan karena sebuah cerita tak memiliki alur yang naik turun. Tapi karena cerita itu punya bagian awal, tengah, dan akhirnya yang tidak semua selalu berjalan dengan mulus.


Menghadapi setbacks and stand no matter problems and obstacles, ini adalah pilihan yang memang gak selalu mudah buat diambil, tapi ternyata itu yang akan mengarahkan kita pada hasil keputusan-keputusan yang kita buat hari ini dan juga di masa depan nanti.


But remember pengalaman hari ini, keputusan yang kita buat akan menentukan beberapa tahun akan datang. Choose wisely, karena yang kita bangun hari ini memang belum langsung terlihat manisnya. Tapi hal-hal baik akan terus tumbuh selama kamu memupuk dan menyiraminya, kalau katanya minimal satu hari 1% (berapapun angkanya yang terpenting biarpun prosesnya sedikit tapi tetap keep moving).


So, what do you think? Let's talk about this in the comment below yaa ❤️

43 tampilan6 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Subscribe

Thanks for submitting!

bottom of page