top of page

Dissapear From Instagram: Pengalaman Pribadi — Hasna Hanifa's Story

Diperbarui: 27 Mar 2023


Hai, teman-teman kita bertemu lagi di sini. Kali ini aku memakai tampilan dan gaya baru pada blog kita. Gimana menurutmu, apakah lebih menarik?


Well, setelah sebulan lebih gak aktif di akun Instagram pribadi dan masih akan berlangsung, aku merasakan beberapa hal positif yang menurutku bisa aku bagikan ke teman-teman.


Sejauh ini aku belum terlalu membutuhkan akun Instagramku untuk kembali aktif. Justru aku merasa lebih enjoy dan cukup bisa mengatur hal apa saja yang ingin aku input dalam pikiranku dan dengan siapa saja aku terkoneksi dengan orang lain.


Biasanya dengan Instagram aku mendapat banyak informasi dalam satu waktu, sehingga aku bisa mengambil beberapa insight dari sana.


Tetapi setelah deactivated, aku tidak merasa kekurangan resource untuk menambah insight, tidak merasa terhalang untuk connect dengan teman-temanku, bahkan dengan keputuskanku untuk tidak aktif di Instagram aku juga merasa bisa semakin banyak ide yang aku keluarkan dan aku kembangkan.


Maka dari itu, let me share you 4 manfaat yang aku rasakan:


1. Menanyakan lagi kepada diriku

  • Kenapa aku harus menggunakan Instagram?

  • Apa manfaat yang aku dapatkan ketika aku aktif di Instagram?

  • Jika aku aktif apa yang ingin aku lakukan dengan akunku?


Aku pernah actively menjadi seorang content creator di Instagram setelah mengikuti suatu bootcamp untuk para content creator muslim. Sebagai seorang content creator yang kurang lebih aku jalankan selama 2 tahun itu memudahkanku membangun koneksi melalui sosial media, dan dengan Instagram aku juga bisa membagikan insight atau experienceku dalam bentuk konten.


Awalnya aku merasa berbagi tentang kehidupanku di sosial media seperti kegiatan apa yang sedang aku ikuti dan lakukan merupakan hal yang menyenangkan.


Namun setelah merasakan pengalaman secara langsung ketika aku menyadari bahwa tidak semua orang senang dan mendukung proses ataupaun pencapaian kita, dari sanalah aku belajar untuk memfilter informasi yang akan aku bagikan ke orang lain.


Maka dari itu, ketika aku ingin berbagi kepada orang lain terutama saat di sosial media seringkali aku perlu tau apa manfaat yang bisa aku ataupun orang lain dapatkan kalau aku berbagi hal itu tadi.


2. Membantuku fokus kepada hal-hal penting

Ada statement di Social Dilemma yang mungkin sudah pernah kamu baca atau dengar, "If you’re not paying for the product, then you are the product." — Daniel Hövermann.


Saat itu aku merasakan seperti ada direct message yang sering masuk dan untuk melakukan interaksi secara online dengan cukup banyak orang terus menerus membutuhkan waktu yang lebih juga untuk membalasnya.


Karena menurutku give and earn perlu balance, terlalu banyak dan sering berbagi jika tidak diimbangi dengan mendapatkan suatu hal katakanlah mendapatkan ilmu yang baru atau energi tambahan, kita seperti membakar diri kita sendiri.


Seperti kata temanku bahwa dia gak mau seperti lilin. Dia memakai visualisasi yang bagus, dari lilin kita bisa lihat bahwa lilin membagikan cahaya untuk sekitarnya, tetapi dia membakar dirinya sendiri, dan lambat laun dia akan habis.


Maka dari itu, penting bagi kita memiliki kontrol atas diri kita sendiri. Karena memberi itu baik, tetapi ada dirimu yang juga perlu kamu perhatikan. Waktu dan tenaga kita terbatas, maka kita arahkan aktivitas itu kepada hal-hal yang penting dan bermanfaat untuk perkembangan diri kita.


3. Mengurangi rasa ingin seperti orang lain

Saat banyak waktu melihat orang lain terkadang pikiran ingin konsumtif muncul, seperti ingin hidup lebih stylish atau tampil lebih keren. Konteks disini mungkin ada hubungannya dengan rasa konsumtif.


Tetapi jika terinspirasi supaya menjadi lebih baik itu sangat boleh, tetapi pada akhirnya terkadang kita bisa juga merasakan bahwa apa yang kita dapatkan selama ini gak ada apa-apanya dengan apa yang orang lain miliki.


Jadi ada perasaan ingin terus menerus atau bahkan memberikan standar bahwa sukses itu kalau kita mencapai suatu hal yang sama dengan orang lain, umur sekian seharusnya kita seperti ini dan begitu.


Tetapi pada kenyataannya kehidupan kita berbeda-beda garis memulai dan berjalannya. Maka dari itu, memberikan standar yang sama kepada hal-hal yang berbeda dari latar belakangnya pun aku rasa kurang tepat.


Karena dari Instagram kita bisa melihat kehidupan orang lain, pencapaian atau aktivitas mereka dengan cepat. Dengan cara yang instan itu membuat dalam satu waktu kita mendapatkan banyak informasi yang in some case perlu kita filter.



4. Banyak waktu untuk explore

Gak terlalu memikirkan mau share apa di story. Padahal belum tentu orang lain peduli, so let's start to more enjoy without think what other people think about us.


Kalau aku gak ambil deactivated kemarin mungkin aku gak akan start my blog. I start my blog because I realized kalau mungkin dengan berhasilnya blog ini untuk bisa ditemukan banyak orang dalam search engine akan bisa memberikan manfaat yang sangat baik.


Terlebih aku juga suka menulis, pengalamanku saat menjadi content creator, podcaster, sekaligus karena aku sudah pernah belajar sedikit mengenai website. Maka, pilihan membuat blog adalah pilihan yang cocok denganku agar aku bisa membagikan suatu hal yang aku bagikan dan tetap fokus dengan hal itu.


Meskipun aku memulainya dari nol, tetapi aku percaya dengan proses membangun blog ini akan aku dapatkan pembelajaran luar biasa.


Karena kalau kita lihat di Instagram kurang bisa cari hal spesifik yang ingin kita cari dan ketahui seperti di Google dan YouTube, so kemungkinan kita dive lebih lama di Instagram tanpa tujuan sangat mungkin terjadi. It means benar bahwa banyak dari kita yang mungkin sering menghabiskan waktunya hanya untuk scroll social media.


Selain itu menurutku dalam ber-media sosial perlu memiliki kontrol diri yang cukup baik, agar kita tidak berlebihan dalam menggunakannya. Seperti berapa lama kita habiskan disana dan hal apa saja yang ingin kita bagikan. Too much sharing terkhusus yang sifatnya lebih pribadi juga kurang baik, bukan?


Well, diakhir sebenarnya memiliki akun dan aktif di social media itu gapapa. Tapi kita perlu paham konsekuensi dari ber-media sosial itu sendiri.


Singkatnya 4 point tadi:

  • Refleksi diri

  • Menjaga kefokusan

  • Mengurangi keinginan seperti orang lain

  • Banyak waktu untuk explore

 

Bonus: Ada yang pernah tanya ke aku, kalau aku gak aktif Instagram, gimana bisa tau progress komunitas BaekBarengan? Based on my personal experience, gak ada masalah ketika aku gak aktif di akun pribadiku. Justru aku tetap bisa memonitoring akun BaekBarengannya secara langsung, bahkan jauh lebih mudah buat aku bisa lebih banyak waktu untuk connect dengan tim.


Perkembangan komunitas pun gak hanya bisa dilihat dari social media, tapi langsung pada internal yang kita rasakan secara langsung, salah satunya dengan berusaha memaksimalkan tim-tim yang ada. Ranah di sosial media pun juga sudah ada tim khususnya, simplenya itu adalah bentuk memberi kepercayaan sepenuhnya kepada tim dan mendelegasikan job.

 

Finally, pembahasan kita kali ini sudah selesai. Terimakasih sudah membaca blogku, semoga ada suatu hal yang bermanfaat yang bisa kamu dapatkan dari tulisan ini.


Kalau kamu punya pengalaman mengenai deactivated Instagram ataupun sosial media lainnya, kamu bisa berbagi pengalamanmu disini juga. Aku akan senang untuk membacanya.


Boleh bantu aku untuk riset juga ya.


Menurutmu panggilan yang cocok untuk pembaca blog 20 Year apa?

  • 0%Productive People

  • 0%Lifelong Learners

  • 0%Do you have any ideas? Comments below


Thank you for helping me! ❤

See you in the next blog, InshaAllah



138 tampilan3 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Subscribe

Thanks for submitting!

bottom of page