Shifting atau Banting Setir
- Hasna Hanifa
- 20 menit yang lalu
- 5 menit membaca
Dulu aku bilang kalau ini "banting setir".
Tapi sekarang aku mengubahnya dengan kalimat "it's a journey".
Kalau cerita soal pindah jurusan, explore different things, kayaknya kita bisa ngobrol ini bareng-bareng. Dulu aku awalnya pernah bingung kenapa aku seakan multidisciplinary, multidimensional, dan bikin aku merasa aku terlalu punya banyak ide untuk direalisasikan kalau harus consider ide yang ini atau itu, mimpi yang ini atau itu.
Tetapi kalau aku lepas kotak-kotak itu, aku bisa bebas tanpa batas. Dan gimana kalau ternyata banyak hal yang bisa kita combine, kan?
Maka dari beberapa tahun terakhir ini aku juga cenderung ga membatasi diriku untuk explore hal lain dan tentu aja dampaknya sangat signifikan untuk diriku prbadi, tetapi kadang ada ekspektasi atau perspektif orang lain yang justru menghambat, karena it looks like "aneh banget" bagi orang lain.
Tapi with the different things ini, aku bisa melihat dari beragam perspektif.
Sebagai seseorang yang pernah jadi science student, ikut karya tulis ilmiah dan lain sebagainya, walaupun pernah belajar soal social studies, tetapi juga seseorang yang suka dan explore beragam bidang lainnya.
Aku merasa,
kalau kita bisa belajar hal lain kenapa harus dibatasi?
Karena dari pengalaman pribadiku, kalau perspektif yang luas bikin kita bisa memahami lebih dalam, bahkan karena itu kita bisa melihat gap dan perbedaan yang ada.
Dunia ini kompleks banget dari isu soal geopolitics, foreign policy, climate change semua saling terhubung dan terus berubah, dan aku percaya at least we have the foundation to know and to understand yang dimana salah satu kuncinya sebenarnya adalah lifelong learning.
Belajar bisa darimanapun, ga harus dari guru, ga harus dari mentor, bahkan bisa belajar dari teman kita dan ga perlu underrated hal-hal yang terlihat simple atau ga sesuai sama tren.
Fun fact, Steve Jobs belajar kaligrafi, dan itu membuat Steve Jobs bisa create estetika desain dan simplicity Apple yang ada dan dibawa sampai sekarang.
It's about perspective.
Aku pernah dengar seseorang merasa jadi guru itu underrated banget, belajar soal Pendidikan Guru Sekolah Dasar itu nothing to expect kurang lebih itu kesimpulan yang dia rasakan, disisi lain, di Australia mungkin namanya adalah Early Childhood Education atau Primary Education untuk setara dengan sekolah dasar.
But we're shifting mindset, aku rasa seseorang yang belajar ini super keren banget. Karena I know, it's not easy untuk mendidik anak-anak, setiap anak bahkan dididik sesuai dengan usia-usianya, beda usia, beda caranya, it's a completely challenging thing. But just imagine, seseorang bisa maksimal banget buat hal ini, maybe he won't only be a teacher, but also someone who build a school, who creates the system, someone who can make something impactful for children.
Tapi buat dapat perspektif atau pemikiran yang jauh, dan bahkan ide-ide inovatif adalah salah satunya dengan perspektif tadi, so aku rasa ini berhubungan dengan hal-hal yang kita input di dalam pikiran dan ingatan kita juga.
Ambil risiko, atau melakukan shifting dan exploring itu ga masalah, tetapi harus tetap punya prioritas.
And it started with your dreams, what you want, apa yang pengen kamu perjuangkan di hidup ini. Just do it. Punya kalkulasi boleh, tetapi jangan terlalu menimbang dan akhirnya doing nothing.
Kalau kita yakin dan tau visi, mimpi kita mau ke mana, jangan nomor duakan hal itu selama masih muda dan belum menikah. Sibuk itu jujur ga keren, dulu waktu SMA aku suka banget sibuk, seakan aku harus selalu ada kegiatan, tetapi kita bisa pakai cara yang lebih baik loh, sistem yang lebih bisa upgrade. So, choose wisely, kita fokus buat jadi produktif bukan sekadar sibuk dan banyak kegiatan.
Karena in some case aku mendengar cerita seseorang yang banyak banget aktivitasnya, tetapi dia merasa kalau karena aktivitas yang padat itu membuat dia ga punya waktu untuk mimpinya, but one thing yang aku mau sampaikan untuk tantangan ini, well it's okay punya banyak kegiatan, many responsibilities, tetapi tetap kasih space buat mimpi kita ikut berkembang, ikut kita pikirkan, ga harus lama, tetapi at least you know "this is also important" especially for you.
Dalam kehidupan yang moving so fast, kita memang perlu bisa mindful, dan gapapa loh untuk memberi jeda, itu sama sekali gapapa.
Soal aktivitas banyak tadi, kalau in business, we said ROI atau Return on Investment. Simplenya, ROI dipakai biasanya untuk investor reconsider dan mengukur apakah investasi mereka bakal worth it apa ga.
Hal ini bisa kita pakai mindsetnya untuk tenaga, waktu, dan pikiran kita yang kita investasikan. Ukurannya bisa pakai mimpi dan standar hidup masing-masing. Jadi kita ga pakai standar dari orang lain ya, karena setiap orang casenya juga berbeda.
Sekarang aku juga memperdalam bidang baru, salah satunya Women in Tech. It sounds crazy Kedokteran Gigi ke Manajemen dan juga memperdalam bidang-bidang lainnya. So far aku enjoy juga menjalaninya dan ada purpose, jadi ga masalah.
Dan kalau dilihat-lihat juga salah satu cara menghadapi ketidakpastian di masa depan adalah eager want to learn, adaptive, innovative, dan mencari peluang. Karena everything can rapidly changing, inovasi terus berkembang dimana-mana, dan perubahan sudah pasti harus kita hadapin, maka menjadi agile juga bakal powerful I guess.
And now, I'm working on something and yes absolutely, tahun ini aku sedang berkolaborasi dan bekerjasama dengan adekku, this is also out of my field, tetapi aku terbuka dalam perjalanan baru dan tantangan baru ini untuk ikut berkembang dan belajar di dalamnya. For long term, investasi ke dalam diri sendiri selalu punya dampak yang besar, maka dalam hal belajar aku rasa ga ada yang sia-sia, dia selalu punya peran apapun dan sekecil apapun peran itu.
For me, start from zero ga selalu benar-benar start from nothing, selalu ada mimpi, ada tekad, ada kemauan, keyakinan, bagus lagi kalau ada planning dan strategi, juga pengalaman, relasi ataupun privilege dan opportunity lainnya. Dan jadi newbie juga asik kok, anggap sesuatu yang fun aja, bahkan laughing at something yang benar-benar sesuatu hal baru untuk kita. Well, namanya juga berproses, transisinya ga selalu mudah dan mulus, tapi pasti selalu ada waynya.
Teringat juga sama pengalaman 3 tahun lalu yang dimana kita akan membahas lagi soal shifting life. Saat itu mentor sekaligus coachku di tahun 2022 bertemu denganku di Samarinda, dan saat itu aku baru saja memutuskan untuk mengundurkan diri dari Kedokteran Gigiku. Beliau bilang bahwa pilihan aku ini gapapa, karena artinya aku sudah sadar lebih awal kalau perlu banting setir dari saat itu. Dokter sekaligus kepala prodi di Kedokteran Gigiku juga saat itu salut dengan keputusanku karena beliau merasa bahwa aku sudah punya gambaran apa yang aku mau, karena mostly kata beliau di usia itu orang masih berpikir tujuannya dan mungkin juga masih mencari tau impiannya apa, dan bahkan baru sadar bahwa mimpinya sebenarnya adalah hal lain ketika sudah mengalami fase hidup yang berbeda.
Dibalik itu, banyak yang salah paham dan melihat aku sebagai seseorang yang sedikit berbeda karena mengambil keputusan yang sebenarnya berisiko dan ga wajar bagi orang lain. Dan di sinilah jadi salah satu life changing dalam hidupku, yaitu perjalanan Gap Yearku yang mungkin aku akan ceritakan lagi ke teman-teman di tulisanku selanjutnya, or I will tell you in my book one day.
Tapi satu hal yang pasti dari pengalamanku untuk mengundurkan diri dan mengambil gap year, sebenarnya aku menganggap bahwa hal itu tidak terlalu berisiko, karena sebenarnya risiko bukan buat kita hindari, kita bisa analisis dan kalkulasi risiko, bahkan bisa mempertimbangkan dan memperhitungkan dari segala aspek hal ini worth it dengan standar kamu dan mimpi kamu atau ga, it's not about people's expectations, yes it is.
Aku yakin mimpi itu akan selalu ada di dalam diri kita, kalau pun belum tercapai atau tertunda, biasanya ada keinginan untuk mencapainya lagi di fase yang berbeda. Dan aku dengar dari beberapa pengalaman kenalan professionalku yang usianya sudah jauh di atasku beberapa tahun lalu, kalau hal ini real case, mimpi yang dikubur itu seakan hanya seperti ditutupi, tetapi sewaktu-waktu dia bangkit lagi.
So, this is my journey. I know you can make your own journey and story.
Karena sebenarnya ga ada yang membatasi mimpi-mimpi, ide-ide kita, harapan-harapan kita selain kita sendiri yang membatasi diri kita dengan menerima tanggapan negatif dari luar, dan menganggap kita ga capable buat mencapai hal itu.
Nothing, it's too hard. Yang ada hanya 'challenging', lebih menantang, tapi kita yakin it can possibly happen.
So, are you ready to take that journey now?
Comments