top of page

Tujuan Vs Proses

Diperbarui: 9 Agu 2023

(Beberapa foto perjalanan selama gap year)


Ternyata bukan tentang tujuannya..


Ternyata itu tentang perjalanan yang membawaku ke pengalaman-pengalaman yang membentuk diriku seperti sekarang. Tak terasa 1.5 tahun gap year dan perjalanan mulai daftar kampus sejak 2021, tepatnya dari kelas 10 aku pun sudah mulai memikirkan rencana perkuliahanku. Terhitung kurang lebih 10x diterima, ditolak 13x dari tahun 2021-2023. Aku pun gak menyangka sebanyak itu ternyata, sebanyak itu mencoba dan sebanyak itu aku ditolak.


Secara logika, di tahun 2021 memiliki opsi 5 penerimaan dari kampus seharusnya tak membuatku sulit dan mengambil gap year kan? Tapi nyatanya tidak, saat itu aku dihadapkan fakta bahwa aku belum bisa melanjutkan studiku di luar negeri tanpa beasiswa, siapa yang tak sedih?


Tapi tak begitu konsep rezeki, jika memang jalannya sulit mungkin itu tanda bukan itu jalan terbaiknya. Kabar baiknya dari 5 opsi itu, aku diterima di PTN melalui jalur UTBK di tahun 2021.

Gak pernah aku sesali rencana Allah yang begitu luar biasa, melanjutkan studi di Kedokteran Gigi Universitas Mulawarman dan mengambil gap year yang aku yakini memang ada maksud besar kenapa Allah memberikan "kesempatan" semua itu perlu aku lewati.


Kalau tidak melanjutkan di Kedokteran, mungkin aku jadi tidak pernah merasakan menjadi anak FK, berkoneksi dengan kakak tingkatku yang masih terhubung satu sama lain, atau bahkan bertemu dengan para dokter di sana.


Intinya, "Tak ada yang sia-sia, setiap garis kehidupan yang kita alami".


Saat itu memang pastinya gak mudah untuk mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari kampus padahal nyatanya, saat itu aku mendapatkan beberapa kesempatan yang cukup bagus selama di FK. Tapi saat itu satu yang aku yakini, "InsyaAllah pasti akan ada opportunity lain yang akan didapat setelah mengikhlaskan opportunity yang sekarang".


Gak mudah memang percaya padahal masih belum pasti. Tapi itulah kita, kita yakin bahwa Allah tak akan membiarkan kita begitu aja.


Mungkin terlihat mundur 2 tahun, bukan? Tapi aku percaya, bahwa tak ada yang terlambat dan timeline yang sekarang adalah yang paling tepat untukku.

 

Perjalanan gap year justru juga mengajarkanku untuk lebih rendah hati lagi, tak merasa bahwa kesuksesan itu hanya dicapai with work hard and experience, tapi juga akumulasi dari pertolongan dan rezeki dari Allah, doa orangtua, dan doa orang-orang terdekat kita.


Time flies so fast, awal gap year-ku (2022) banyak diisi dengan meningkatkan skill bahasa dan juga menambah pengalamanku diluar dari kebiasaanku seperti menjadi person in charge untuk sebuah project dan juga menjadi brand ambassador suatu edu-tech.


Tahun 2022 mulai Agustus - 2023, aku mulai fokus untuk daftar beberapa kampus dan beasiswa di luar negeri, masih seperti sebelumnya aku masih stay on the track dengan improve beberapa skill bahasa, dan juga traveling ke beberapa kota (ups.., ini bukan traveling aja, isinya juga perjuangan, silaturahmi, belajar, ikut tes, dan explore).


Akhir 2022, ini adalah titik permulaan aku sudah mulai menyadari apakah aku memang perlu membuka opportunity untuk lanjut studi di Indonesia, padahal aku sudah memperjuangkan studi di luar negeri dari lama??


Akhirnya aku mulai perdalami beberapa kampus di Indonesia, aku melihat program di kampusnya, lingkungannya, kurikulum dan juga silabus. Dari proses panjang inilah yang membuatku juga menyadari, "Mungkin saat ini aku belum butuh untuk langsung studi di luar negeri, mungkin suatu hari nanti".


Penolakan terbanyak yang aku rasakan ada di tahun 2023 dan malam itu setelah 6 bulan mendapat kabar penolakan di tahun ini, malam itu berubah menjadi pecah tangisku, sambil menutup mulutku saking tak tau berkata apa lagi selain mengagumi rencana Allah.


Alhamdulillah aku diterima di Interior Design! Hari-hari selanjutnya aku mendapatkan 2 kabar lagi penerimaanku di Manajemen. "Alhamdulillah, tetapi ternyata tantanganku belum selesai".


Setelah aku pikirkan dan merenung, ternyata memang benar bahwa setiap tangga kehidupan kita pasti akan selalu ada tantangannya tersendiri. Masih proses sampai diterima ada tantangannya, sudah berhasil tantangannya membuat keputusan dengan kalkulasi yang matang, dan kalau sudah masuk kampus pun akan membuka tantangan baru lagi.

 

Short story, hari itu aku menunggu pengumuman, aku check berkala dari pagi - malam namun masih belum ada. Tiba-tiba temanku mengirim pesan kepadaku bahwa pengumuman sudah ada! Aku yang baru saja tersenyum dan tertawa karena rencanaku mengikuti suatu kegiatan festival yang berhubungan dengan bisnis tidak diperbolehkan, aku jadi merasa santai meskipun agak sedikit deg-degan dengan hasilnya.


Pada saat itu aku sudah siap hati dan rencanaku ke depan. Minimal aku sudah tau jika aku mengambil studi di Bandung, Jogja, dan Semarang bagaimana rencanaku memanfaatkan kesempatan yang ada di sana.


"Bismillah, kita harus terima semuanya nih. Bismillah kita bakal check pengumuman, deg-degan banget.."


Aku sempat tak tertarik untuk mencoba mengikuti tesnya, perasaan sedikit ragu, bahkan sempat merasa takut jika aku gagal juga sempat aku rasakan. Apalagi saat itu aku sudah memiliki beberapa back-up plan, sehingga aku merasa sudah cukup berjuang sampai di situ. Tapi hari itu berbeda, aku tetap mengikuti ujiannya sesuai kesepakatanku dengan orangtuaku, aku juga ingin membahagiakan orangtua dan keluargaku, dan aku sadari apakah ini juga sesuai doaku agar Allah berikan hadiah sebelum usiaku 20 tahun dan di usiaku yang ke-20 tahun aku memulai perkuliahanku.


Yang pasti aku deg-degan dengan hasilnya, tetapi aku sudah memikirkan dengan matang setiap konsekuensi yang aku dapatkan dari setiap keputusanku untuk studi di manapun itu.


Hari itu, telah mengubah pandanganku dan menguatkan keyakinanku. "Without Allah, I'm nothing", alhamdulillah aku diterima.


Tak ada yang menyangka kalau ternyata tempatku berjuang ada di kota ini. Sampai mengecil suaraku, seperti orang yang menangis sesegukan, aku memang tak menangis saat itu, namun jujur aku tersenyum dan terharu.


Tak lama aku mengabarkan kabar ini ke orangtuaku dan aku memeluknya.


"Maa, kakak diterima.."


Alhamdulillah, pada akhirnya aku akan melanjutkan studiku di Manajemen Universitas Diponegoro. Meskipun pada akhirnya aku belum melanjutkan studiku di luar negeri, tapi InsyaAllah di waktu yang tepat aku yakin hari itu pasti akan datang.


Ada fakta nyata yang benar-benar kuat menurutku, di saat mama dan ibu dari salah satu sahabatku saling mendoakan agar kami bersama kembali suatu saat nanti dan satunya lagi sebelum pengumuman mamaku bilang, "Gimana kalau diterima di Undip?" sambil tersenyum menghadapku, hal ini terjadi persis seperti saat aku mendaftar UTBK di tahun 2021. "Gimana kalau diterima di Kedokteran Gigi?". Aku ingat saat itu kami pasti saling tersenyum dan aku tertawa.


"Ma, kalau mama sudah bilang kayak gitu pasti sudah sampai langit (doa dan ucapannya melesat terkabul)". Aku tersenyum sambil tertawa, lucu ternyata pola rezeki yang sama. MasyaAllah.

(Foto bareng teman baru)


Jadi ini poinnya,

Tujuan memanglah target kita, tapi one thing yang jangan kita lupakan yaitu proses! Justru dengan proses itu kamu memiliki pengalaman yang beragam dan pengalaman adalah suatu hal yang priceless, belum tentu semua orang punya pengalaman yang sama.

Terakhir, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtuaku, keluarga besarku, bahkan utiku (nenek) yang selalu percaya dan terus mendukungku, guru-guruku yang selalu mau ikut menemani prosesku, sahabat dan teman-teman dibalik layar dari perjalanan ini yang memberikan dukungan dan doanya untukku. Yang pasti belum tentu bisa sejauh ini atau bahkan belum tentu bisa menuliskan blog ini jika aku tak mengambil gap year dan mendapatkan support yang hangat dari teman-teman yang membaca blog 20 Year.


Oh ya, alhamdulillah blog 20 Year To Build You resmi ditulis oleh seseorang yang sudah berumur 20 tahun. Semoga kita akan lebih banyak lagi berbagi di sini. So, jangan lupa untuk ikut subscribe blog ini ya untuk mendapatkan update selanjutnya!


Salam semangat untukmu yang juga sedang berjuang, semua ada waktunya, tetap yakin dan terus berproses ❤️


— Hasna Hanifa


196 tampilan5 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Subscribe

Thanks for submitting!

bottom of page