top of page

6 Ide Kegiatan Yang Bisa Dilakukan Saat Kamu Mengambil Gap Year

Diperbarui: 28 Feb 2023

Selamat datang di 20 Year: To Build You, if you find this topic mungkin kamu sedang berada di posisi sedang mempertimbangkan gap year, kepo dengan gap year, ataupun sedang menjalankan gap year. Maka dari itu aku ingin membagikan pengalaman pribadiku terkait beberapa aktivitas yang aku lakukan semasa gap year ini yang dimana kegiatan yang akan aku bagikan adalah kegiatan yang diluar dari pembelajaran khusus untuk persiapan studiku.


Well, kegiatan ini bisa juga kamu lakukan ketika kamu sedang melakukan aktivitas sekolah, kuliah, freshgraduate, ataupun kerja. Jadi, it's totally fine kalau kamu tidak mengambil gap year. Because personally I think, aktivitas ini sangat applicable untuk beragam background.


Sebelumnya aku gak pernah expect akan mengambil keputusan gap year, but so far satu tahun ini juga memberikanku banyak hal dalam kehidupanku, yang akhirnya I suppouse ini membuatku lebih semakin dewasa, memberikan opportunities kepadaku untuk belajar banyak hal dan mencoba banyak kesempatan. Kalau kamu kepo soal cerita singkatku kenapa aku mengambil gap year, you can find that story in here. So, let's start!


1. Mencoba hal baru

Dari semasa kecil aku suka membuat program ala-ala diriku sendiri, program mengajar pribadi ke anak SD tetangga di rumahku, program belajar bahasaku dari semasa awal SMA sampai sekarang, dan project-project yang melibatkan orang lain. Rasanya ketika melakukan hal itu sangat menantang dan ingin merasakan hal baru itu. Nah, disaat gap year ini aku pun masih hampir melakukan hal yang sama.


  • Kamu bisa memperdalam belajar bahasa

  • Travelling ke beberapa kota atau negara

  • Melakukan hal yang sebelumnya kamu mau lakukan tapi belum kamu lakukan


Aku belum pernah travelling ke negara lain, aku baru melakukan perjalanan sendiri ke beberapa kota yang ada di Indonesia. Tapi it might be wonderful experience kalau kamu bisa explore ke beberapa negara lain. Perhaps in the right time, aku juga bisa explore ke luar negeri dengan keluarga dan teman-temanku.

Dengan mencoba hal baru menurutku akan membantu mengeksplorasi diri kita, mengenal diri kita lebih dalam lagi, apa yang membuat kita enjoy, apa yang kita suka, apa potensi yang bisa kita maksimalkan dan masih banyak lagi.

 

2. Meningkatkan skill yang kamu miliki

Misal kita ambil contoh tentang basic life skill seperti memasak. Contohnya aku ada di kategori bisa masak tapi belum jago, nah aku bisa mulai meningkatkan skill memasakku di waktu ini. Karena dengan meningkatkan skill yang dimiliki akan menjadi hal yang bermanfaat untuk kedepannya minimal untuk diri kita sendiri.

Bisa diartikan kamu menginvestasikan diri kamu untuk masa depan kamu dan juga manfaat yang bisa kamu berikan ke orang lain. Contohnya? kamu jadi gak perlu sering belanja makanan diluar rumah ini juga bisa menghemat pengeluaran, bisa membuat makanan itu menjadi healthy food, apalagi kalau jago masak manfaat yang bisa kamu berikan bisa dalam bentuk kamu memberikan masakanmu minimal untuk keluarga tercinta, it would be better kalau ternyata dengan skill memasak tadi jadi bisa memberikan makanan ke orang lain yang mungkin membutuhkannya.


Contoh kedua adalah tentang meningkatkan skill bahasaku. Di awal-awal aku mengambil gap year, aku juga berfokus meningkatin skill bahasaku yang dulu aku bangun saat semasa sekolah yaitu bahasa Jerman, Malaysia, dan Turki. Aku belajar tiga bahasa ini karena tiga aspek yang berbeda.


Untuk bahasa Jerman dulu saat aku di SMP aku sangat terinspirasi dengan tokoh-tokoh hebat di Indonesia yang jago beragam bahasa, dan salah satunya bahasa yang membuatku tertarik adalah bahasa Jerman walau waktu itu bisa dibilang sistem belajar bahasaku belum bagus, tetapi setidaknya aku sudah sedikit familiar dengan bahasanya. Untuk bahasa Turki waktu itu, karena aku pernah memiliki cita-cita untuk studi disana maka dari itu saat SMA aku mulai belajar bahasa itu dengan otodidak. Karena menurutku seru dan perlu aku lanjutkan memperdalami ketiga bahasa ini, maka dari itu aku memutuskan untuk mengikuti kelas intensif bahasa Turki dan kelas biasa untuk bahasa Jerman sebagai aktivitas tambahanku di tahun kemarin. Bagaimana dengan bahasa Malaysiaku? Aku belajar bahasa ini dengan cara otodidak sambil seru-seruan, karena bahasa Malaysia lumayan mudah dan aksennya pun juga menarik jadi aku bisa mudah untuk practice kapanpun.


Dalam belajar bahasa biasanya aku menyesuaikan dengan kebutuhan dan targetku mempelajari bahasa tersebut. Ada bahasa yang aku rasa perlu sampai cukup bagus untuk banyak aspek seperti bahasa Inggris, ada juga seperti bahasa Malaysia yang aku bisa gunakan untuk percakapan sehari-hari dengan orang Malaysia jadi aspek yang akademik tidak aku fokuskan karena bahasa ini hanya untuk have fun. Jadi dari kedua contoh ini sebenarnya aku selalu memetakan target dan kebutuhan belajarku sampai mana.


Dari contoh ini aku ingin memberikan gambaran kalau kita bisa petakan seperti ini,

  • Target kita apa nih, coba list aja dulu terus fokuskan untuk ningkatin satu persatu. Gak harus semua skill dalam satu waktu, sesuaikan dengan dengan kebutuhan kita masing-masing

  • Manfaat jangka panjang ketika kita berhasil mencapai target ini untuk diri kita dan orang lain apa? Kamu catat dan bayangkan

  • Cara kamu bisa meningkatkan skill ini gimana? Bisa tempatnya, orang yang perlu kamu temui, kelas yang ingin kamu ambil atau hal aspek lainnya

  • Ingat, gak semua skill harus memiliki target yang sama

 

3. Coba untuk punya pengalaman kerja atau volunteer

Hal ini bisa kamu sesuaikan dengan kondisi dan target kamu. Misal kamu setelah ini ingin berkuliah yang berfokus pada pendidikan. Maka kamu bisa mencoba pengalaman bekerja part time, full time, freelance, ambassador yang dimana tempat dimana kamu bekerja fokus dalam dunia pendidikan. Nah ini akan mensupport kamu juga untuk bertumbuh dalam environment tersebut. Tapi tidak (menutup kemungkinan) harus dibatasi dengan apa yang mau kamu ambil di perkuliahan, kamu bisa juga mengambil bidang lain guna memiliki pengalaman yang berbeda.

Selain bekerja pun kamu juga bisa mencoba bisnis kecil-kecilan atau misal mengikuti sebuah komunitas untuk merasakan melakukan sesuatu yang mungkin katakanlah harus lebih profesional.


Honestly, bagian mencari pengalaman ini kamu perlu melakukan research lebih dalam dan jangan tergesa-gesa. Karena in some case aku mendengar beberapa orang yang becerita tentang perjalanannya yang cukup pahit seperti bekerja tidak diberikan upah, bekerja namun lokasi kerjanya sangat jauh dari kota dan untuk survive di environment tersebut sangat berat. Walaupun ini bukan case dari diriku pribadi dan bukan dari keluargaku, kebetulan aku pernah beberapa kali mendengar kisah-kisah di real kehidupan orang-orang yang diluar dari case kehidupan keluargaku. Maka hopefully kita bisa choose wisely ya.

 

4. Membangun atau menjaga kebiasaan positif

Salah satu buku yang membahas kebiasaan adalah buku Atomic Habits karya James Clear. Menurutku pembahasan di buku ini sangat bagus, fun factnya saat aku membaca buku ini aku tidak mendorong diriku untuk membaca dan menyelesaikannya secepat mungkin. Aku menargetkan setiap aku baca satu pembahasan baru, aku langsung memulai dan mencoba di kehidupanku. It works, ketika aku membaca, memahami, and convert menjadi action.


Buku ini juga membahas bahwa 1% peningkatan dalam sehari juga bisa memberikan dampak yang besar untuk jangka panjang waktu yang lebih lama. Buku ini juga memberikan cara bagaimana kita bisa menjadikan suatu hal itu kebiasaan yang tertanam dalam diri kita, seperti membuat hal itu terasa menyenangkan, jelas, dan juga mudah. Untuk tau lebih jauh kamu juga bisa membaca buku Atomic Habits secara langsung.


Sebelum pandemi saat masih di sekolah, aku mengikuti ekstrakurikuler memanah. Tetapi setelah pandemi dan pindah rumah aku menyesuaikan keadaan dan tempat yang tersedia dari panahan ke main Tenis dan Yoga di dalam rumah.

 

5. Menekuni hobi

Kalau kamu punya hobi-hobi positif yang ternyata juga bisa menjadi suatu hal yang bagus untuk masa depan kamu atau ternyata dengan hobi yang kamu miliki juga bisa memberikan penghasilan tersendiri. Misal kamu memiliki hobi menulis dengan memperdalam ilmu kepenulisan dan terus mengasah kemampuan menulis kamu, bisa jadi kamu bisa menghasilkan sebuah karya darisana, bisa jadi penulis, blogger, content writer, atau kamu juga suka editing video dan public speaking kamu bisa buat scriptmu sendiri untuk video yang ingin kamu bagikan.


Untuk kamu yang hobi memasak, fotografi, atau yang berhubungan dengan seni dan masih banyak lagi. Nah, ini kesempatan yang bagus untuk melakukan hobimu lagi dan bahkan akan sangat bagus ketika bisa mengembangkan hobi serta kemampuan yang dimiliki.

 

6. Connecting to other people

Gap year memang seru dan juga menantang, karena mau gak mau kita perlu membuat sistem dan jadwal tersendiri kita mau ngapain aja semasa gap year ini.


Karena di gap year ini aku juga pindah kota tempat tinggal, jadi aku memulai lagi kehidupanku yang baru di masyarakat. Sehingga aku juga start to connect dengan orang-orang baru ataupun yang sudah mengenalku. Fun factnya, aku sempat mengajak beberapa followers di Instagram dan juga kenalan online dari program komunitas BaekBarengan untuk spend time bareng di Semarang as a friend.

Yap, dari siang sampai malam kita makan bareng, sharing, shalat bareng, and mostly mereka adalah orang-orang yang baru pertama kalinya kita bertemu. Dari 7 orang itu beberapa adalah rantauan dari beberapa kota di Indonesia, jadi rasanya seru banget dan gak nyangka karena bisa kumpul di Semarang.


Gak hanya orang baru yang aku temui namun juga teman-teman lamaku yang masih saling terhubung sampai sekarang dan juga keluargaku. As a gap year student, memang rasanya kita perlu di push untuk kreatif untuk mengisi kegiatan-kegiatan kita. Karena kita tidak didalam sistem pendidikan formal seperti sekolah atau perkuliahan. Jadi mungkin bisa dibilang gap year adalah real lifenya kita seperti simulasi sebagai freshgraduate.

 

Kesimpulan 6 ide kegiatan saat gap year:

  1. Mencoba hal baru

  2. Meningkatkan skill

  3. Mencoba pengalaman kerja atau volunteer

  4. Membangun dan menjaga kebiasaan positif

  5. Menekuni hobi

  6. Terhubung dengan orang-orang


Gap year bukan berarti kamu menganggur, we can create our own stories, our activities, and experiences. Pilihan ada di tanganmu, maka dari itu yuk manfaatkan kesempatan gap year ini dengan sebaik mungkin!

57 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Subscribe

Thanks for submitting!

bottom of page