top of page

What If You’re Not Ready Yet? (Indonesian Version)

Kamu pernah dengar soal, "Kita mendapatkan sesuatu ketika kita sudah siap"?


Tapi waktu itu, aku bertanya ke diriku sendiri: "Apakah aku benar-benar siap buat menerima sesuatu yang datang nanti?"


Aku percaya hal itu akan datang, tapi sudah sejauh mana aku mempersiapkan diriku sendiri buat kesempatan itu?


"Apakah aku orang yang tepat buat memimpin komunitas ini untuk fokus memberdayakan dan mengembangkan para perempuan? Apakah aku orang yang tepat untuk menjadi Champion dari Muslimah Inspiring Undip dan bisa menginspirasi orang lain?"


Apakah kamu pernah merasakan ketakutan itu, keraguan pada batas kemampuan diri sendiri?


Kalau iya, tulisan ini untukmu. Kamu ga sendiri sampai sejauh ini.


 

Sudah hampir setahun dari terakhir aku menulis blog di awal tahun 2024.


Berkaca pada perjalanan panjang itu, aku memetik banyak pelajaran yang mengubah cara pandangku. Salah satu momen yang menantang bagiku di tahun ini adalah mempersiapkan diri untuk tahap akhir Muslimah Inspiring Undip.


Dengan waktu yang terbatas, tanggung jawab yang banyak, dan hanya satu jam tidur sebelum seleksi terakhir, aku sempat merasa kewalahan.


"Apakah aku siap untuk ini? Apakah aku bisa melakukannya dengan waktu yang terbatas?"


Namun kalau kita melihat kasus ini, yang aku pelajari dari pengalaman dari diriku sendiri adalah bahwa menurutku, merasa belum siap bisa karena berbagai hal, seperti kurang persiapan, menghadapi hal yang belum kita ketahui, melangkah jauh di luar zona nyaman, dan keraguan pada diri kita sendiri.


Sebenarnya, aku kurang merasa cukup yakin saat itu. Namun, aku tetap hadir di situ. Ga cuman mempertanyakan diri sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan itu, tetapi tiba-tiba aku bertanya ke diriku sendiri lagi, kenapa? Tujuanku apa melangkah sejauh ini?


Dan jawabannya yang membuat aku terus maju adalah alasan dan visiku.


Walaupun keraguan dan rasa lelah aku rasakan, aku mengingatkan diriku sendiri: Ini bukan hanya tentang aku.


Ini tentang visi yang aku bawa. Mimpi untuk memberdayakan para perempuan, menciptakan peluang kolaboratif, dan menginspirasi orang lain untuk percaya pada potensi mereka sendiri.


Keyakinan terhadap tujuanku dan dukungan dari orang-orang terdekat membantuku bertahan dan membawa diriku menjadi pemenang di hari itu.


 

Kalau kita berbicara tentang perjalanan Muslimah Inspiring Undip, ini ga cuman tentang menang untuk sebuah nama. Dari awal tujuanku jelas.


Aku cuman mau meluaskan dampak positif yang bisa aku bagikan ke orang lain dan bisa berkolaborasi dengan orang lain dan komunitas-komunitas lainnya sambil aku berfokus mendukung para perempuan untuk mengembangkan dirinya dan mendukung mereka melalui komunitas BaekBarengan.


Kita tidak perlu sebuah nama atau platform yang besar untuk mulai mendukung orang lain. Hal itu selalu bisa dimulai dengan langkah-langkahan yang kecil. Seperti mendukung seseorang, membantu, atau berbagi ilmu. Hal sederhana tetapi sering kali menghasilkan suatu dampak yang besar.

Itu membuatku sadar bahwa definisi pencapaian sesungguhnya terletak pada bagaimana kita menggunakan platform kita untuk mendukung atau memberdayakan orang lain, untuk berkolaborasi, dan membawa sesuatu yang positif bagi orang-orang di sekitar kita.


 

Kalau kita berinvestasi dalam pertumbuhan kita sendiri, benih yang kita tanam pada akhirnya akan berbunga.


Namun, kalau kita menghabiskan waktu membandingkan perjalanan kita dengan pencapaian, pengalaman, atau dukungan yang diterima orang lain, kita mungkin bertanya-tanya, "Mengapa kita tidak seberuntung mereka?"


Ini faktanya: perjalanan kita adalah milik kita sendiri.


Sebuah taman tidak mekar sekaligus. Beberapa bunga membutuhkan waktu, tetapi dengan perawatan dan kesabaran, mereka akan tumbuh subur pada musim yang tepat.


 

Kesempurnaan bukanlah tujuan. Kuncinya adalah tetap tulus dan jujur ​​pada diri sendiri. Mungkin terkadang kita bertanya-tanya mengapa hidup kita ga kelihatan seindah hidup orang lain. Namun sebenarnya, setiap orang memiliki tantangannya sendiri.


Masa depan mungkin terasa ga pasti, tetapi hari ini adalah tentang menanam benih.


Setiap tindakan yang kita ambil, setiap usaha, pembelajaran, dan pertumbuhan itu seperti menyiram benih-benih tadi. Seiring berjalannya waktu, kita percaya itu akan terjadi, hal itu akan tumbuh jauh lebih banyak.


Pada akhirnya, siap bukan berarti menunggu saat yang tepat.


Ini tentang komitmen, dedikasi, dan pembuktian kepada diri sendiri bahwa kita layak untuk apa yang akan terjadi. Memulai, bertumbuh, bersabar, dan percaya pada prosesnya.

 

Kita tidak perlu menjadi sempurna untuk memulai. Kita hanya perlu memulai. Hadapi rasa takut, atasi keraguan, dan jalani perjalanan unik yang kita dapatkan. Kesuksesan tidak ditentukan oleh gelar atau pengakuan, tetapi tentang dampak yang kita tinggalkan pada orang lain dan pertumbuhan yang kita capai di sepanjang jalan.


Jadi, perjalanan dan pelajaran apa yang telah kamu ambil sejauh ini?


Salam dari aku, penulismu.


Indonesia, Desember 2024



Hasna

 
 
 

Comentarios


Subscribe

Thanks for submitting!

20 Year: To Build You by Hasna Hanifa | Personal Blogger Indonesia

bottom of page