top of page

Makna Kesabaran yang Kupetik dari Film Ranah 3 Warna

  • Gambar penulis: Hasna Hanifa
    Hasna Hanifa
  • 2 hari yang lalu
  • 3 menit membaca

Ditulis pada 29 Januari 2024 dan dimaknai ulang pada 5 Juni 2025 dan 24 Juni 2025.


Hari ini aku akan membagikan draft lamaku yang aku rasa kapan pun aku menuliskan tulisan ini, masih tetap relevan untuk dibaca berulang kali.



Beberapa hari setelah ujian akhir semester kemarin, akhirnya aku menonton film yang sudah lama aku tunda untuk aku tonton. Film ini ternyata membuatku belajar dan memaknai soal kesabaran lebih mendalam.


Kalau teman-teman tau, di film Negeri 5 Menara yaitu di film sebelum ini, kita diingatkan soal "Man Jadda Wa Jadda" artinya "Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil".


Tetapi berbeda dengan film Ranah 3 Warna. Justru di film ini, kita diingatkan kembali soal kesabaran dan rasa syukur.


Aku berkali-kali meneteskan air mata ketika menonton film ini, karena ternyata hikmahnya so deep inside dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Really appreciate untuk yang menulis cerita ini, yaitu pak Ahmad Fuadi sebagai penulis novel ini dan semua tim yang menjadikannya film sebagus ini.




Hikmah yang aku dapatkan dari film ini berupa hikmah yang tergambar dengan jelas dan ada yang tersirat, jadi hari ini kita bahas satu persatu.

Man shabara zhafira "Siapa yang bersabar dia beruntung".

Aku jadi teringat ada satu kalimat yang masih aku ingat dari film ini sampai sekarang,

"Sabar itu kalimat aktif, bukan kalimat pasif. Aktif mencari solusi, aktif pantang menyerah"

Di dalam cerita ini sebenarnya berulang-ulang kita diingatkan mengenai kesabaran yang harus menjadi teman berjalan kita sehari-hari, tetapi aku akan bawakan satu bagian cerita dari film ini. Saat Alif sebagai pemeran utama mendapat kesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar di Kanada. Dia ditempatkan untuk bekerja di suatu peternakan di sana. Sebagai seseorang yang punya mimpi untuk menjadi penulis, dan sebagai seseorang mahasiswa dengan jurusan yang kurang align dengan peternakan, pasti ini bukan peta yang diharapkan saat dia ke Kanada, saat itu seharusnya dia bekerja di saluran TV setempat, tetapi cerita di sini juga mengingatkanku tiga poin.


  • Rendah Hati

Pertama, belajar untuk tidak selalu di atas dan belajar lebih rendah hati lagi.


Terkadang, kalau di kehidupan nyata, ketika kita merasa di atas, kita jadi merasa tidak mudah menerima ketika kita ditempatkan di suatu tempat yang gak sesuai dengan kita. Ambil contoh, aku ingin A, tetapi ternyata aku mendapatkan B. Kita mungkin akan bertanya-tanya, kenapa aku mendapatkan A dan pada akhirnya terkadang merasa menyalahkan takdir yang ada.


  • Belajar Bersyukur dan Melihat Berbagai Sudut Pandang

Kedua, kita diingatkan untuk belajar lebih banyak bersyukur dan melihat sesuatu hal dari beragam perspektif.


Daripada kita berpikir negatif, bagaimana jika kita merubah pikiran ke arah yang lebih positif. Mungkin jika kita melihat dari perspektif lain yang lebih positif dan mencoba memahami,


"Apa dibalik semua yang terjadi kali ini?"

"Apa yang Allah mau ajarkan dan bentuk aku dari pengalaman hidup ini?"


Kita mungkin tidak bisa memilih situasi. Tetapi kita selalu bisa memilih sudut pandang.


Dan soal bersyukur itu bukan hanya saat semua situasi ideal, tetapi juga soal hati kita yang lapang.


Mungkin bukan karena apa yang sedang kita hadapi, tetapi seberapa luas hati kita menerima yang terjadi, dan seberapa besar rasa syukur yang kita miliki.

Maka, bagaimana yang kita hadapi juga bergantung bagaimana kita bereaksi pada apa yang terjadi.


  • Belajar Kesabaran dari Hal Yang Terlihat Sederhana

Poin ketiga, kita juga bisa belajar soal kesabaran dari mengurus hewan ternak.


Sama ceritanya dengan Alif, Alif pada awalnya juga berat untuk menerima, tetapi ternyata dengan di peternakan ini pun, aku bisa belajar dari film ini, bahwa nyatanya beternak juga mengajarkan kita tentang kesabaran.


Beternak mungkin terdengar sederhana.


Namun dengan dia bekerja di peternakan itu juga yang membawa dia ke suatu hal yang tidak terduga-duga sebelumnya. Well, jadinya kita paham kalau memang tidak ada sesuatu yang terjadi sia-sia, walaupun itu berat dan penuh ketidakpastian yang terasa di awal.


Seringkali karena pada saat itu kita belum paham seutuhnya makna tersembunyi dibalik itu semua, kita belum menemukan jawaban atas pertanyaan kita selama ini, namun seiring berjalannya waktu, kita akan menemukan alasannya dan memahami setiap maknanya.


Don’t rush the answer, come back to belief, and be the best you can be for now. Karena pada akhirnya, kita akan sampai pada semua jawaban atas semua pertanyaan kita tadi.

Dan mungkin bukan hanya jawaban yang kita akan dapatkan nantinya, tetapi juga versi diri kita yang baru yang lebih bertumbuh, yang lebih memahami semua hal dengan hati yang lebih lapang.


Man shabara zhafira.


Siapa yang bersabar dia beruntung. And I've learned deep lessons from it all.


I hope you find your own version of these lessons too, just like I did.

Comments


Subscribe

Thanks for submitting!

bottom of page